Manusia Khalifah

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang diciptakan dengan berbagai perbedaan dan dibekali dengan kelebihan, kelebihan yang manusia miliki adalah sebagai pembeda antara manusia dengan makhluk ciptaan Tuhan di alam semesta ini, tentunya dengan kelebihan tersebut manusia dapat mewujudkan apa yang disebut dengan Khalifah Tuhan di bumi, sebagaimana janji Allah Swt. dalam al-Quran "Inni Jaa'ilun fil ardhi khalifah", yang perlu digaris bawahi adalah apakah bentuk kepemimpinan (kekhifahan manusia) hanya sebatas di muka bumi saja, atau makna dari kata fil ardhi mencakup alam semesta ini.

Lantas apa relasi antara manusia sebagai makhluk sosial dengan kekhalifahan ini? Sudah menjadi kaidah bersama bahwasannya segala hal yang bersifat sosial pasti ada keterkatian antara satu dengan yang lainnya, dan keterkaitan ini yang dapat menjadikan manusia sebagai makhluk sosial karena pada hakekatnya manusia tidak dapat hidup sendiri (egois) dan sangat membutuhkan bantuan atau peran orang lain, maka tidak jarang kita dapat setiap manusia ego pasti akan menghadapi banyak kesulitan dan kekurangan. Kesulitan dan kekurangan itu akan dapat diselesaikan apabila ada bantuan dari orang lain, dan inilah yang menjadikan manusia selalu menggantungkan hidupnya kepada hal lain.

Begitu juga kekhilafahan, kekhilafahan tidak akan mengandung arti apabila tidak ada keterkaitan dengan orang lain, bagaimana ia akan menjadi khalifah jikalau tidak ada yang ia pimpin, karena setiap pemimpin pasti ada yang dipimpin, kalau saja yang dipimpin tidak ada maka tidak arti pemimpin. Dengan demikian untuk mewujudkan arti pemimpin haruslah manusia itu membuka diri dan mencoba untuk berinteraksi dengan alam sekitarnya. Untuk itu marilah kita berusaha berinteraksi dengan orang lain, dengan alam sekitar dengan sebaik-baiknya muamalah.