Monday, March 22, 2010

al insaanu ibnu biiatihi

ad+1

Al insaanu ibnu biiatihi manusia adalah anak lingkungannya, begitulah ungkapan pendek ahli sosiolog. lantas apa makhsudnya? dan bagaimana faktual riilnya?

Manusia dikenal sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, makhluk yang dalam kehidupan sehari-harinya selalu berinteraksi dengan orang lain baik sesama jenis atau lawan jenis. hal ini tidak bisa dipisahkan dari sirkulasi roda kehidupan manusia yang dinamis. Seorang pemimpin membutuhkan rakyat, seorang petani membutuhkan pedagang, seorang pedangan membutuhkan konsumen dan begitulah seterusnya.

Manusia dilahirkan dengan fitrah saling membutuhkan, dengan fitrah untuk membutuhkan seperti inilah tercipta lingkungan biiah yaitu sekumpulan manusia yang terdiri dari keluarga-keluarga tinggal di suatu tempat untuk menjaga keberlangsungan hidup. Dari berbagai macam keluarga tersebut akhirnya lahirlah lingkungan dimana manusia menjalankan kehidupan sehari-harinya. Bermula dari micro lingkungan -keluarga- manusia belajar, dari ibu sang anak belajar berbicara mulai dari belajar menyebut papa, mama, aku dan lain sebagainya. sampai belajar tingkah laku. Dari sinilah betapa besar peran ibu sebagai madrasah pertama bagi anak. Apabila didikan ibu itu baik insyallah anaknya pun akan baik.

Di sisi lain, macro lingkungan yaitu lingkungan masyaratkat juga sangat berpengaruh bagi perkembangan anak. Apabila ia tumbuh dewasa di lingkungan yang baik, niscaya ia akan menjadi anak yang baik. Dan apabila ia tumbuh besar di lingkungnan yang kurang baik, niscaya ia pun akan menjadi kurang baik. Anak bagaikan benih, di mana kita akan menanam benih tersebut. Apabila benih tersebut ditanam di tanah yang subur niscaya ia akan tumbuh dengan baik, dan apabila ditanam di tanah yang gersang niscaya ia tumbuh tidak baik atau bahkan akan mati.

Dalam kehidupan sosial manusia tidak bisa terlepas dengan profesi. mulai dari petani, dokter, guru, atau bahkan gubernur sekali pun, akatetapi kedudukan tersebut hanyalah sebagai wujud nikmat dari Allah swt yang hendaknya disyukuri. Apapun pangkat dan jabatannya dalam lingkungan sosial itu semua bukan jaminan. Justru itu yang harus dijaga dan disyukuri, bisa jadi itu petanda sebuah nikmat yang Allah swt berikan karena prestasi hambanya, dan bisa juga itu wujud dari ujian Allah swt yang berwujud nikmat, dan ini yang banyak menjurumuskan manusia.
Lantas bagaimana faktual riilnya bahwa manusia adalah ibnu biiatihi.Banyak kita jumpai pengaruh kuat yang diakibatkan pergaulan khalayak muda. Banyak muda-mudi menjadi tidak karuhan karena pengaruh zaman yang mengatas namakan styte gaul yang tidak mau ketinggalan zaman. dengan demikian bukan lagi kita yang menyetir lingkungan justru lingkungan yang menyetir kita. So apa yang mesti kita lakukan? apa solusinya kalau manusia sudah diperdaya oleh lingkungan? dan masih banyak pertanyaan yang menjadi PR kita...

0 comments:

Post a Comment

Home About-us Privacy Policy Contact-us Services
Copyright © 2014 kite | All Rights Reserved. Design By Templateclue - Published By Gooyaabi Templates